FASHL DAN WASHL

Washl adalah penggabungan kalimat kepada kalimat yang lain dengan perantara huruf wawu (و).Sedangkan  fashl yaitu meninggalkan penggabungan antara dua kalimat tersebut.
Ada 3 posisi washl:

a. Ketika dua kalimat menyatu dalam bentuk khabar (sudah diterangkan pada bab sebelumnya)dan insya’  dalam lafadh dan makna maupun makna saja. Tidak ada alasan untuk memisahkan dua kalimat tersebut, serta diantara keduanya terdapat penyesuaian yang sempurna pada maknanya.

Contoh dua kalimat khabar:
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍ. وَّإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ
Dan sesungguhnya orang- orang yang berbakti benar- benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan. Dan sesungguhnya orang- orang yang durhaka benar- benar berada dalam neraka.
 (Q.S. Al- Infithar: 13-14)

Contoh dua kalimat insya’:
فادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ
Serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaiman diperintahkan kepadamu (Muhammad). (Q.S. As- Syura: 15)

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْئًا
Dan sembahlah Allah dan jangan mempersukukan- Nya dengan suatu apapun.
 (Q.S. An- Nisa’: 36)

Contoh dua kalimat yang berbeda (khabar dan insya’):
إِنِّىٓ أُشْهِدُ اللهَ وَاشْهَدُوْٓا أَنِّىْ بَرِيْٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ
Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwasesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Q.S. Hud: 54)

b. Bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman, dan hal itu terjadi ketika berbedanya dua kalimat dalam bentuk khabar dan insya’. Dan adanya pemisahan antara keduanya menyebabkan kepahaman yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud.
Contoh:
لاَ وَشَفَهُ اللهُ
Tidak,dan semoga Allah menyembuhkannya.
c. Ketika adanya hukum i’rab yang disamakan yang terdapat pada kalimat pertama dan kedua.
Contoh:                                            
   عَلِيٌّ يَقُوْلُ وَيَفْعَلُ
Ali itu berkata dan berbuat. (i'rab rafa')

Dan adapun 5 posisi fashl yaitu:

a. Dua kalimat yang disatukan secara sempurna serta terdapat kesamaan makna pada keduanya atau biasa disebut dengan kamal al- ittishal (كمال الإتصال).

Keberadaan kalimat berposisi sebagai badal/kata ganti. Contoh:

وَالتَّقُواالَّذِيْٓ أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُوْنَ .أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِيْنَ
Dan tetaplah kamu bertakwa kepada Dzat yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.(Dia) yang telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak- anak. (Q.S.Al-syu’ara: 132-133)

Keberadaan kalimat yang kedua merupakan penjelas dari kalimat pertama. Contoh:

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يٰآدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ
Kemudian syaithan membisikkan (pikiran jahat)kepadanya, dengan berkata: Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi)?
(Q.S. Thaha: 120).

Keberadaan kalimat kedua sebagai taukid (penguat) terhadap kalimat pertama, penguatannya dengan sesuatu yang menyamahi lafadh taukid atau makna taukid.
Contoh:
فَمَهّْلِ الْكٰفِرِيْنَ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
Karena itu berilah penangguhan kepada rang- orang kafir, berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu. (Q.S. Thariq: 17).

b. Diantara dua kalimat terdapat perbedaan yang jelas, atau dinamakan kamal al- inqitha’ ( الإنقطاع كمال). Yaitu perbedadaan dua kalimat dengan perbedaan yang sempurna.

Kedua kalimat memiliki perbedaan dalam bentuk khabar dan insya’ secara lafadh maupun makna. Contoh:
حَضَرَالْأَمِيرِحَفِظُهُ اللهُ
Sang Raja telah hadir, semoga Allah menjaganya.
تَكَلَّمْ إِنِّى مُصْغِ إِلَيْكَ
Bicaralah,sesungguhnya aku memperhatikanmu.

Kalimat حضرالأمير (Sang Raja telah hadir) merupakan kalimat khabar, serta kalimat yang kedua حفظه الله (semoga Allah menjaganya) merupakan kalimat insya’. Sedangkan contoh yang kedua, kita bisa tahu bahwa kalimat pertama (تكلم) merupakan kalimat insya’  dalam bentuk amar  sedangkan kalimat kedua merupakan kalimat khabar.

Atau dua kalimat yang tidak memiliki kaitan makna samasekali, dan tidak bersifat korelasi (memiliki hubungan sebab akibat) namun mereka berdiri sendiri.
Contoh:
عَلِيٌّ كَاتِبٌ اَلْحَمَامُ طَائِرٌ
Ali seorang penulis, merpati seekor burung.

c. Adanya ikatan yang kuat antara dua kalimat dinamakan syibhu kamal al- ittishal
 ( كمال الإتصال  شبه). Yaitu adanya kalimat kedua sangat kuat hubungannya dengan kalimat pertama, karena sebagai jawaban dari soal yang difahami dari kalimat pertama. Contoh:
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِى، إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسَّوْءِ
Dan aku tidak membebaskan diriku. Karena sesungguhnya hawa nafsu itu selaku mendorong kepada kejahatan. (Q.S. Yusuf: 53)

d. Dan adapun di antara kalimat pertama dan kedua terdapat kalimat lain ketiga yang menengahi dan menghalangi antara kalimat pertama dan kedua, jika diathafkan kalimat ketiga dan pertama yang memiliki ikatan yang meragukan, sesungguhnya pengathafan terhadap kalimat ketiga ditinggalkan. Contoh :

      بَدَلًا أُرَاهَا فِيْ الضَّلاَلِ تَهِيْم وَتَظُنُّ سَلْمَى أَنَّنِى أَبْغِى بِهَا
Salma menduga bahwa sesungguhnya aku menuntut ganti,
 aku menduganya,dia bingung dalam kesesatan.

e. Keberadaan dua kalimat yang sesuai serta memiliki ikatan, tetapi terdapat halangan yang mencegah untuk mengathafkannya (menggabungkannya), yaitu tidak adanya tujuan untuk menggabungkan dua kalimat tersebut didalam hukum. Ini dinamakan Tawassuth baina Al-kamalaini. Contoh:

وَإِذَا خَلَوْاإِلٰى شَيَاطِيْنِهِمْ قَالُوْآ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ . اللهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ
Dan ketika mereka kembali kepada setan- setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata: sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok- olok. Allah akan memperolok- olokan mereka. (Q.S. Al- baqarah: 14-15)

Kalimat الله يستهزؤبهم tidak digabungkan dengan kalimat sebelumnya إنّا معكم إنّما نحن مستهزؤن  karena kalimat tersebut merupakan dialog orang- orang munafik, sedangkan kalimat الله يستهزؤبهم merupakan ancaman Allah untuk orang munafik, jadi tidak sesuai jika digabungkan seperti ini  (misalkan digabungkan dengan huruf waw):
قَالُوْآ إْنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ وَاللهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ....
Mereka (orang- orang munafik) berkata: “sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok- olok dan Allah akan memperolo- olokan mereka”.
Maka kalimat tersebut tidak pantas jika disambungkan.

Demikianlah fashl dan washl dalam ilmu balaghah, yang saya terjemahkan dari buku ringkasan ilmu balaghah yang ditulis oleh guru saya. semoga bermanfaat ❤ ma'an najah :)))

Komentar

  1. الحمد لله,ternyata ilmu ini bisa membantu saya dalam belajar meningkatkan kepemahaman pelajaran kelas tiga saya sekarang,apalagi ukht,lagi lockdown jadi lebih sulit dipahami karena tidak ada guru langsung.
    جزاكن الله خيرا ilmu nya,semoga berbarrakah..amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin.. alhamdulillah, semangat terus ya belajarnya, istiqomahkan, jangan patah semangat ;)

      Hapus
  2. jazakumullahu khoir wa barakallahufikum atas penyampaian ilmunya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJAZ DALAM ILMU BALAGHAH

Ilmu Balaghah